Monday 10 February 2014

MINGGU 7 : MENGAPLIKASIKAN MODEL PEMPROSESAN MAKLUMAT DALAM PENGAJARAN DAN PEMBELAJARAN BAHASA MELAYU.

Kandungan
  • Bengkel model pembinaan pemprosesan maklumat.
  • Mengaplikasikan model pemprosesan maklumat dalam simulasi pengajaran dengan menggunakan tapak pembelajaran.
  • Membina bahan.

Pengenalan
Model Pemprosesan Maklumat ('The Information Processing Model') bermula dengan menggunakan sistem komputer sebagai analogi. Bagaimana pun disedari bahawa penggunaan sistem komputer sebagai analogi cara manusia memproses, menyimpan dan mengingat kembali maklumat adalah tidak sesuai kerana ia mempermudahkan cara manusia bertindak.
Diketahui bahawa cara manusia memproses maklumat adalah lebih komplek berbanding dengan komputer.



Prinsip-prinsip utama Model Pemprosesan Maklumat
i. Andaian kapasiti terhad dan sekatan kepada pengaliran maklumat
ii. Pengaliran maklumat dua hala
iii. Kawalan eksekutif yang mengawal dan menentukan pengenkodan, penyimpanan, mengingat kembali dan lupaan.
iv. Manusia disediakan secara genetik untuk memproses dan menyimpan maklumat.

Ingatan Jangka Pendek ('Short Term Memory')
i. Stor memori ini juga dikenali sebagai 'Ingatan Kerja' ('Working Memory'). Tempoh ingatan jangka pendek ialah 10-20 saat jika butir maklumat itu tidak diulang.
ii. Contoh: kawan kamu berikan nombor telefon dan sementara mencari kertas untuk menulisnya kamu mengulang nombor itu supaya tidak lupa.
iii. Proses ini dipanggil Ulangan Berkekalan ('Maintenance Rehearsal'). Jika kamu tidak ulang nombor itu, ia akan hilang dalam masa 10-20 saat.

Ingatan Jangka Panjang ('Long Term Memory')
i. Ingatan Jangka Panjang masih menjadi tumpuan kebanyakkan kajian menyiasat cara maklumat dienkod, disimpan, diingat kembali dan lupa.
ii. Ahli-ahli psikologi seperti Freud mencadangkan bahawa segala pengalaman kita sejak dilahir disimpan dalam ingatan jangka panjang. Ini jelas sekali apabila kita masih boleh mengingat apa yang berlaku pada hari pertama sekolah.
iii. Ini bermakna maklumat tidak hilang tetapi sukar diingat kembali. 











Sunday 9 February 2014

kelebihan dan kekurangan internet





  


Pengertian Internet


Internet merupakan singkatan dari Interconnected Network. Jika diterjemahkan secara langsung berarti jaringan yang saling terhubung. Internet adalah gabungan jaringan komputer di seluruh dunia yang membentuk suatu sistem jaringan informasi global.       


            Internet dapat digunakan sebagai sarana pertukaran informasi dari satu komputer ke komputer lain tanpa dibatasi oleh jarak fisik kedua komputer tersebut. Peranan internet yang sangat penting adalah sebagai sumber data dan informasi serta sebagai sarana pertukaran data dan informasi. Berikut adalah kelebihan dan kekurangan internet : 


Kelebihan Internet :


1.         Akses 2.4 jam


Akses informasi di Internet tidak dibatasi waktu, karena dengan lingkup global, dunia maya yang dihadirkan ‘tidak pernah tidur’. Misainya, saat sebagian besar orang di Yogyakarta terielap di tengah malam, masyarakat di New York justru sedang sibuk-sibuknya bekerja. Perbedaan zone waktu sudah tidak lagi menjadi kendala untuk menelusuri data di dunia maya.


2.         Kecepatan


Bila dibandingkan dengan sumber data tradisional, riset melalui Internet jauh lebih cepat, karena bersifat real-time. Kita tinggal mengkilk berbagal icon, selanjutnya tinggal menunggu hasil (tentunya tergantung pada fasilitas modem dan ISP atau Internet Service Provicer yang dipergunakan). Pencarian informasi secara elektronik melalui mesin pencarl (search engines) sangat menghemat waktu, apalagi jika dibandingkan dengan pencarian lewat katalog perpustakaan atau pencarian buku/majalah/jurnal dirak-rak perpustakaan. Dalam hal sampling, halaman web juga menjanjikan proses yang lebih cepat dan lebih murah.


3.         Kenyamanan


Penelitian lewat Internet tidak harus menghadapi berbagai persoalan birokratis, seperti ijin dari berbagai instansi untuk keperluan peilgumpulan data, ‘kerahasiaan’ informasi, dan keharusan untuk datang sendiri keinstansi bersangkutan. Selain itu, berbagai fitur (features) yang dirancang khusus dan user-ftiendly sangat memudahkan peneliti mengakses berbagal situs Internet.


4.         Kemudahan akses


Menjamurnya bisnis warnet di Indonesia (khususnya di kota-kota besar) membuat akses terhadap Internet menjadi lebih mudah. Persaingan antar warnet dalam hal harga, kecepatan akses, dan fasilitas pendukung lainnya membuat para pengguna Internet lebih nyaman dan mudah memanfaatkan Internet untuk keperluan riset maupun tujuan lainnya.


5.         Biaya relatif


Penelusuran informasi lewat Intemet jauh lebih murah. Apalagi banyak situs yang menyediakan jasa informasi secara cuma-cuma. Peneliti tinggal men-download atau mencetak file/naskah tertentu sesuai kebutuhannya.


6.         Interaktivitas dan fleksibilitas


Topik dan hasil riset bisa didiskusikan melalui sarana mailing list atau chatting tertentu. Selain itu, peneliti juga bisa mengikuti perkembangan terbaru atau meminta komentar dan penilaian dari berbagai pihak mengenai hasil penelitiannya.


7.         Informasi


Internet dapat kita gunakan untuk mencari berbagai informasi ilmu pengetahuan. Informasi ilmu pengetahuan misalnya dapat kita cari di google atau kita juga bisa masuk ke wikipedia.com untuk mencari artikel mengenai pengetahuan yang ingin kita peroleh.


8.         Mengakses Berita


Internet dapat kita gunakan untuk memperoleh berita terupdate. Banyak situs berita yang sekarang dapat kita manfaatkan untuk mencari berita, misalnya detik.com, vivanews.com, okezone.com, kompas.com dsb. Berita tersebut dapat kita peroleh secara gratis.


9.         Bisnis


Bisnis online, kita juga dapat menjalankan bisnis online di internet, dapat berupa PPC, affiliasi, PTR dsb.


10.       Pergaulan


Bergaul di dunia maya melalui website social networking. Situs seperti facebook.com, twitter.com, koprol.com, friendster.com dsb dapat kita manfaatkan untuk menjalin silahturahmi secara online.


Kelemahan Internet :


1.         Ketergantungan pada jaringan telepon dan Internet Service Provider (ISP)


Fasilitas jaringan telepon dan ISP sangat berpengaruh terhadap biaya pemakaian Internet dan kemungkinan akses secara keseluruhan. Hingga saat ini, biaya penggunaan Internet di Indonesia masih relatif mahal, karena tarif telepon ditentukan berdasarkan pulsa yang digunakan, bukannya atas dasar jumlah panggilan (number of calls). Selain itu, saluran telepon di Indonesia masih relatif lambat, yang menyebabkan waktu akses menjadi lebih lama dan biaya akses menjadi mahal. Sementara itu, terbatasnya bandwidth sistem transmisi yang disediakan ISP dan banyaknya pelanggan yang mengakses pada waktu bersamaan memperparah akses terhadap Internet.


2.         Selektivitas dan anonimitas


Salah satu persoalan dalam riset lewat Internet adalah sulitnya mengidentifikasi identitas responden. Setiap orang, termasuk yang bukan target respon, bisa mengisi kuesioner secara on-line tanpa bisa dicegah atau dibatasi. Belum lagi -adanya kenyataan bahwa setiap orang bisa memiliki sejumlah alamat e-mail berbeda dan belum tentu menggunakan identitas asli.


3.         Karakteristik demografis pemakai Internet


Berbagai penelitian menunjukkan bahwa Internet lebih efektif untuk menjangkau responden yang termasuk kelompok berdaya beli atau berpenghasilan dan berpendidikan relatif tinggi. Dengan demikian Internet kurang efektif bagi penelitian yang kelompok sampeinya adalah masyarakat golongan menengah ke bawah.


4.         Clutter dan “never-ending search”


Informasi yang tersedia di Internet sangat besar jumlahnya, namun tidak semuanya dibutuhkan. Pencarian tanpa strategi khusus bisa diibaratkan mencari jarum’ * dalam jerami, sehingga sang peneliti ‘terjerumus’ ke dalam belantara informasi tanpa ujung. Ini


 sering membuat peneliti pemula di Internet mengalami frustrasi, karena bukannya mendapatkan informasi, tetapi justr’u menghabiskan waktu dan uang untuk pencarian yang tak tentu arah. Selain itu, godaan di Internet relatif amat besar, terutama bagi mereka yang suka menelusuri situs-situs pornografi, yang ujung-ujungnya membuat pencarian informasi menjadi tidak efektif dan lepas kendali.


5.         Reliabilitas dan validitas sumber acuan hasil riset


Setiap orang bebas membuka homepage sendiri dan menampilkan berbagai informasi di sana. Implikasinya, tidak semua data dan informasi yang didapatkan lewat Internet andal dan valid untuk dijadikan acuan dalam penelitian.


Selain itu, sumber informasi di Internet mudah berubah, misainya homepage yang telah berubah atau bahkan sudah tidak ada lagi. Akibatnya, peneliti harus selalu mencermati perubahan tersebut bila mengutip sumber bersangkutan.


6.         Virus


Salah satu masalah yang juga tak katah peliknya adalah risiko terkena virus komputer yang mudah menyebar lewat jaringan Internet, baik lewat e-mail maupun file-file yang di-download.


7.         Situs Situs Yang Merusak Moral


Akses situs porno yang dapat dilakukan oleh siapa saja, kapan saja dan dimana saja. Dengan begini moral sesorangpun dapat terpengaruh.


8.         Pencurian Data


Pencurian data di komputer anda, kadang ada juga hacker yang dengan sengaja melakukan pencurian data-data sensitif pada komputer anda, misalnya foto, password yang disimpan di komputer, salinan dokumen penting dsb.


 



KEMAHIRAN BERBAHASA

KEMAHIRAN BERBAHASA



kemahiran lisan
Kemahiran mendengar 
•Kemahiran mendengar : Merupakan kemahiran yang paling asas dan ia berlaku di peringkat penerimaan (receptive level).

Seseorang murid yang telah menguasai kemahiran ini harus dapat mendengar dengan baik maklumat yang disampaikan dan memahami apa yang disampaikan seterusnya menginterpretasikan apa yang mereka fahami daripada maklumat tersebut.

Dalam buku ‘Pengajaran Dan Pembelajaran Lisan’ yang ditulis oleh Kamarudin Haji Husin menyatakan bahawa pendengaran merupakan gabungan segala yang didengar, difahami dan dingat.


Kemahiran bertutur
•Kemahiran bertutur : iaitu kegiatan melafazkan bunyi yang dilahirkan daripada alat sebutan manusia.
 •Merupakan kemahiran interaksi menggunakan bahasa. Ianya berlaku pada peringkat productive level. Ianya tidak boleh dicipta oeh pelajar tetapi ia mesti ditiru dan diajuk.
 •Dalam kemahiran bertutur sebutan dan intonasi amat dititikberatkan, oleh itu guru mestilah dapat memastikan murid mereka dapat membezakan sebutan dan intonasi yang betul dan sesuai dengan yang tidak betul dan kurang sesuai.
• Menjadi tugas guru juga dalam memastikan murid dapat mengesan perbezaan makna yang dibawakan oleh intonasi yang berbeza walaupun menggunakan frasa yang sama tetapi dalam konteks yang berlainan.
Kemahiran mendengar dan bertutur (lisan)
 •Kemahiran lisan merupakan kemahiran asas yang perlu dikuasai oleh kanak-kanak sebelum menguasai kemahiran yang lain.
• Lisan adalah percakapan atau pertuturan iaitu satu kegiatan melahirkan bahasa melalui suara atau sebutan. 
•Kemahiran lisan bukan sahaja penting dalam pembelajaran bahasa tetapi juga penting dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain.


Objektif mengajar kemahiran mendengar dan bertutur
Objektif kemahiran bertutur
(a) menyebut dengan jelas;
(b) menyampai atau melahirkan pendapat peribadi;
(c) melaporkan peristiwa dan memberi sesuatu huraian dengan tepat;
(d) memberi penerangan dan al asan;
(e) menunjuk arah;
(f) membina soalan untuk mencari maklumat;
(g) bertemu ramah;
(h) bertukar-tukar pendapat dan maklumat;
(i) bertutur secara bertatasusila; dan
(j) bertutur menggunakan bahasa yang tepat dan sesuai dengan pendengar dan situasi.

Ojektif kemahiran lisan


(a) memperoleh idea;
(b) mencari isi-isi penting;
(c) melakukan arahan/ tindak balas;
(d) mengenal pasti perkara yang berhubungan dan tidak berhubungan;
(e) mengenal pasti isi-isi yang tersirat;
(f) mentafsir makna-makna yang te rsirat,
(g) mengenal pasti ‘mood’ penutur, suasana, dan keadaan/ konteks, dan
(h) mengesan ‘pengaruh’ penutur sama ada menggunakan logik atau propaganda,
iaitu seperti memberi yang baik sahaja, menggunakan nama orang-orang
terkemuka atau mengulang sebut apa yang diperkatakan.

Faktor yg mempengaruhi tahap penguasaan kemahiran mendengar dan bertutur
Ada beberapa faktor yang boleh mempengaruhi pertuturan iaitu :-
a)Faktor Kecerdasan: Ini bermaksud kecerdasan otak yang dihubungkan dengan kemampuan menghasilkan bahasa.
b)Faktor Kesihatan: Ini bermaksud jika seseorang kanak-kanak itu mendapat sakit berlanjutan di masa kecil, penguasaan bahasa mereka akan terganggu. Biasanya kanak-kanak yang lemah dan sakit tidak mempunyai kekuatan untuk berfikir dan bercakap.
c)Faktor Fizikal: Pertuturan biasanya terhasil daripada organ-organ vokal manusia. Jika secara fizikalnya didapati organ-organ ini rosak atau tidak lagi berfungsi maka sudah pasti kanak-kanak itu tidak boleh bertutur dengan baik.
d)Faktor Alam Sekeliling: Biasanya faktor taraf sosioekonomi dan perhubungan keluarga boleh mempengaruhi perkembangan bahasa kanak-kanak.
e)Faktor Jantina: Melalui kajian-kajian yang telah dijalankan didapati kanak-kanak perempuan lebih dahulu bercakap daripada kanak- kanak lelaki. Ini disebabkan oleh perkembangan jasmani kanak- kanak perempuan yang berkaitan dengan urat saraf pertuturan mereka berlaku lebih cepat daripada kanak-kanak lelaki.
Faktor mempengaruhi kemahiran mendengar:
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kemahiran mendengar.
Antaranya ialah faktor fizikal. Kanak-kanak normal mempunyai deria pendengaran yang semula jadi sejak ia dilahirkan. Peringkat kemahiran ini berbeza antara seseorang. Ada yang mempunyai pendengaran yang tajam dan ada yang sebaliknya walaupun mereka tidak tergolong dalam cacat pendengaran.
Faktor yang kedua ialah faktor jantina. Terdapat perbezaan kemahiran antara mendengar antara kanak-kanak lelaki dan perempuan, misalnya kanak-kanak lelaki yang berumur antara 7-9 tahun lebih lemah kefahaman mendengar berbanding dengan kanak-kanak perempuan yang sebaya dengannya.
Faktor yang ketiga ialah status sosioekonomi. Letar belakang keluarga, termasuk kemudahan di rumah dan interaksi antara ahli-ahli keluarga mempengaruhi kebolehan mendengar kanak-kanak. Latar belakang keluarga juga boleh mempengaruhi emosi kanak-kanak. Kanak-kanak yang terganggu emosinya tidak akan dapat memberi tumpuan sepenuhnya terhadap apa yang didengar.
Fakor yang keempat ialah faktor bunyi. Semasa mendengar biasanya seseorang itu diganggu oleh pelbagai jenis bunyi seperti bunyi bising yang boleh mempengaruhi kebolehan mendengarnya.
Faktor yang kelima dan terakhir ialah faktor mental. Kemahiran mendengar berkait rapat dengan daya pemikiran seseorang kerana sesuatu yang didengar melalui deria telinga akan melalui proses mental untuk mendapat tindak balas. Tahap pemikiran kanak-kanak akan mempengaruhi kecekapan mereka mendengar.




KEMAHIRAN MEMBACA

 Bacaan Mentalis
Bacaan mentalis ialah bacaan yang disuarakan dalam hati atau menukarkan isi bacaan kepada maknanya tanpa mengeluarkan suara. Kelajuan bacaan mentalis lebih pantas daripada bacaan mekanis kerana beberapa perkara yang dilakukan dalam bacaan mekanis seperti nada suara, sebutan yang jelas dan sebagainya tidak diperlukan dalam bacaan mentalis. Bacaan mentalis ini dijalankan sesudah murid-murid mencapai kemahiran dan kecekapan bacaan mekanis.
Tujuan
(a) Untuk melatih murid-murid supaya boleh membaca dengan sendiri.
(b) Untuk melatih murid-murid supaya boleh membaca dan memahami apa yang dibacanya,
(c) Untuk melatih murid-murid membaca senyap dengan pantas.
(d) Dapat menggunakan kemahiran membaca senyap untuk mendapatkan pengetahuan.
(e) Dapat menggunakan kemahiran membaca mentalis untuk hiburan.

Aktiviti bacaan mentalis
(a) Bacaan ini adalah bacaan untuk kefahaman.
(b) Bahan-bahan yang diajar mestilah berperingkat-peringkat daripada bahan-bahan yang sedikit dan senang kepada bahan-bahan yang banyak dan susah.
(c) Guru memberi dan menentukan bahan bacaan. Semasa pelajaran dijalankan guru membantu dan memandu murid-murid yang lemah.
(d) Guru bersoal jawab dan membincangkan perkataan dan rangkai kata yang susah.

Bacaan Mekanis
mekanis ialah bacaan bersuara yang menyuarakan tulisan dengan sebutan yang jelas dan terang, dengan intonasi dan irama mengikut gaya membaca yang betul dengan menggerakkan alat-alat pertuturan. Bacaan bersuara biasanya dilaksanakan di kelas-kelas rendah atau pada peringkat kelas permulaan. Gunanya adalah untuk latihan teknik supaya kanak-kanak dapat menyembunyikan bunyi-bunyi sebutan dengan sebutan, gaya, dan rentak irama yang sempurna.

Tujuan
Bacaan mekanis mempunyai beberapa tujuan:
(a) Membolehkan murid-murid membaca dengan cekap dan pantas dengan sebutan dan intonasi yang betul dan jelas.
(b) Membolehkan murid-murid membaca dengan irama membaca yang betul.
(c) Mengembangkan atau mempelajari unsur bahasa seperti tatabahasa, kosa kata dan juga apabila menggunakan kamus.
(d) Membolehkan murid-murid tahu menggunakan tanda-tanda baca serta tahu pula berhenti pada tempat-tempat berhenti yang betul.
(e) Dapat menggunakan kemahiran bahasa dalam mata-mata pelajaran yang lain.
(f) Untuk membolehkan murid-murid mencapai kemahiran dan kecekapan membaca bersuara.
(g) Dapat mengenal pasti laras bahasa yang pelbagai.
(h) Menikmati unsur estetik dalam bahan bacaan.
(i) Dapat mengulas isi yang terdapat dalam bahan bacaan.

Aktiviti bacaan mekanis
Antara cadangan aktiviti bacaan mekanis;
(a) Guru memberikan satu petikan dalam satu masa khas untuk bacaan, sesuai dengan kebolehan dan umur murid-murid.
(b) Bersoal jawab dan membantu murid-murid dengan perkataan-perkataan dan rangkai kata yang susah sama ada dari segi sebutan atau makna perkataan-perkataan itu.
(c) Guru membaca sebagai contoh dan murid-murid menyemak bacaan guru.
(d) Guru membaca dan murid-murid mengikut. Boleh dilakukan secara kelas atau kumpulan.
(e) Guru memandu murid-murid membaca secara individu bergilir-gilir.
(f) Guru berbincang dan bersoal jawab dengan murid-murid mengenai isu bacaan untuk menguji kefahaman mereka. Ini boleh dilakukan secara lisan dan bertulis.
Bacaan intensif
Bacaan intensif adalah bacaan yang pada asasnya bertujuan memperkembangkan kebolehan dalam meneliti, memahami dan mentafsir apa sahaja yang dibaca dengan tepat. Di samping itu, ia memberi tekanan kepada kajian terhadap ciri-ciri tatabahasa, meneliti pembentukan dan penggunaan perkataan, serta pemakaian bahasa itu dalam konteks dan situasi yang berlainan. Latihan-latihan bacaan intensif biasanya memerlukan bimbingan dan bantuan penuh daripada guru-guru terutama dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh murid-murid.

Konsep
(a) Ia merupakan satu kegiatan membaca yang dikaitkan dengan usaha melanjutkan lagi perkembangan pembelajaran bahasa pelajar di bawah pimpinan guru.
(b) Ia memberi asas untuk pengajar memberi penjelasan atau keterangan mengenai struktur yang sukar dan juga memberi asas untuk memperkembangkan perbendaharaan kata.
(c) Ia dikaitkan dengan aktiviti mengkaji ciri-ciri tatabahasa iaitu susunan kata dalam ayat dan pengertian menurut kamus yang ditemui oleh pelajar dalam bacaannya.
(d) Ia mengembangkan lagi usaha mengawal penggunaan bahasa dalam pertuturan dan tulisan.
(e) Gerak laju dan kelainan latihan adalah dianggap amat penting.

Tujuan
(a) Untuk membolehkan kanak-kanak membaca dengan baik. Betul dari segi sebutan, intonasi, lancar dan tahu menggunakan tanda-tanda bacaan dengan baik.
(b) Untuk mengembangkan kebolehan mentafsir apa yang tertulis dalam bacaan itu dengan mengkaji susunan kata dalam ayat dan pengertian dalam kamus.
(c) Membaca secara senyap dengan kepantasan yang sewajarnya.
(d) Menilai atau mengulas isi-isi yang diperolehi daripada bahan-bahan yang dibaca.
(e) Mengesan, memaham dan menikmati unsure-unsur estetik dalam bahasa.
(f) Mengenalpasti laras bahasa yang berbagai-bagai.
(g) Membuat rumusan atau kesimpulan daripada apa yang dibaca dan sebagainya.

Aktiviti bacaan intensif
(a) Bahan-bahan bacaan intensif ini bolehlah dibincangkan bersama oleh pelajar-pelajar dalam kelas, kadang-kadang dianalisa dan seterusnya dijadikan asas untuk latihan-latihan menulis.
(b) Pelajar-pelajar patut dibenarkan menggunakan kamus atau sebuah buku teks rujukan tatabahasa.
(c) Aktiviti dalam kelas hendaklah ditukar setiap hari. Hari pertama misalnya, mengkaji perkataan dengan menggunakan imbuhan, hari kedua ‘latihan perkamusan’, hari ketiga ‘latihan meneka maksud mengikut konteks’, hari keempat ‘membaca dengan laju’ dan sebagainya.
(d) Soalan-soalan untuk bahan Bacaan Intensif boleh dipelbagaikan iaitu bentuk objektif, bentuk salah betul, bentuk lisan ataupun bentuk jawapan bertulis.
(e) Segala kajian harus dibuat secara mendalam.

Bacaan Ekstensif
Bacaan ekstensif ialah bacaan meluas yang menekankan aktiviti-aktiviti membaca yang dilakukan di luar kelas. Bacaan ekstensif biasanya memberi tumpuan kepada beberapa aspek terutamanya menitikbemtkan aspek pengukuhan asas bacaan, menambah kemahiran memaham dan menaakul isi bacaan, meningkatkan kepantasan membaca, membina dan mengukuh minat membaca dan kebolehan memetik isi-isi penting. Mengikut kebiasaannya, melalui bacaan ekstensif ini murid akan dapat kepuasan dan keseronokan di samping berpeluang menimba ilmu pengetahuan.


Bacaan skimming
Bagaimana Melakukan skimming?
Skimming dilakukan dengan cara membaca judul bab, sub bab, dan beberapa alinea pertama dalam setiap bab-nya. Jika buku tersebut memuat kesimpulan dalam tiap bab, maka anda dapat pula membaca sekilas ringkasan tadi.
Fungsi skimming adalah mendapatkan idea utama tentang topik bacaan, bukan detailnya. Jadi skimming dapat dikatakan berhasil jika anda boleh mendapatkan idea pokok dan boleh membayangkan apa yang dibahas dalam keseluruhan isi buku secara umum.
Proses skimming ini sangat berharga sebelum anda membaca secara mendalam halaman demi halaman. Dengan skimming anda mempersiapkan otak untuk menghadapi bahan bacaan yang sesungguhnya. Selain itu skimming juga berguna menciptakan rasa ingin tahu, memastikan apakah buku yang akan dibaca sesuai dengan yang diharapkan, dan mendapatkan pokok cerita.
Fungsi Skimming
Selain untuk melakukan pembacaan sekilas, skimming juga berguna dalam banyak proses membaca lainnya. Adapun beberapa alasan mengapa skimming dapat dilakukan tanpa harus terlalu khawatir kehilangan makna adalah:
-Kebanyakan kalimat hanya memiliki beberapa kata penting yang menjadi pembentuk strukturnya. Dengan menghilangkan kata-kata lain yang tidak terlalu penting, maka makna kalimat sudah dapat ditangkap tanpa harus kehilangan makna sesungguhnya. Pada kesempatan yang akan datang saya akan membahas hal ini yang dikenal pula dengan nama telegraphic reading.
- Dalam bahan bacaan yang cukup tebal, tidak semua bahagian memiliki tingkat kesulitan yang sama. Ada bahagian tertentu yang memang relatif lebih ringan dan mudah dipahami dibandingkan dengan bagian yang lain. Bahagian yang ringan dapat dibaca dengan sangat cepat lewat skimming sedangkan bagian yang lebih sulit dibaca secara lebih lengkap dan teliti.
- Ada kata-kata tertentu yang sangat penting dan berperan dalam membentuk struktur kalimat yakni subjek dan predikat. Masing ingat pelajaran bahasa Indonesia dulu? Subjek-Predikat-Objek-Keterangan (SPOK)? Dengan menguasai struktur kalimat dalam bahan bacaan dan menguasai terutama Subjek dan Predikat, maka inti bacaan sudah dapat dikenali. Karena itu, berfokuslah pada kata benda dan kata kerja. Selain itu, kuasai pula kata-kata penghubung yang bisa mengubah makna kalimat secara nyata jika kata-kata tersebut dihilangkan. Kata-kata tersebut antara lain: tidak, bukan, meskipun, akan tetapi, sebaliknya, pada sisi yang lain, dst.
Proses Skimming
Karena skimming berguna untuk mendapatkan gambaran umum suatu bahan bacaan, maka perlu koordinasi yang baik ketika melakukan skimming dengan otak yang aktif bertanya, menganalisa, membandingkan, serta membuat kesimpulan.
Oleh karena itu, jangan dianggap skimming seperti membaca sambil lalu. Sebaliknya, dibutuhkan proses membaca aktif di mana semua indera yang terlibat bekerja, mulai dari mata, otak, bahkan indra lain seperti penciuman dan pendengaran. Membaca aktif adalah ketika Anda seolah-olah masuk ke dalam bahan bacaan itu sendiri dan bisa mendengar, mencium serta merasakan apa-apa yang dituliskan.

Berikut adalah bagian-bagian penting yang perlu diperhatikan ketika melakukan skimming:
• Baca cover atau jacket buku yang biasanya menjelaskan tema besar buku tersebut dan mengapa buku tersebut penting buat Anda
• Baca kata pengantar. Banyak orang malas membaca pengantar karena dianggap basa-basi. Hal tersebut keliru. Kata pengantar seringkali sangat penting karena penulis biasanya menjelaskan proses penulisan buku tersebut dari awal sampai selesai serta pendekatan yang digunakannya. Dari kata pengantar Anda bisa mendapat gambaran apakah buku yang sedang dipegang memang layak untuk dibaca sampai selesai atau sebenarnya tidak penting buat Anda. Bagian yang berupa ucapan terima kasih, penghargaan dan sejenisnya bisa dilewatkan.
• Baca daftar isi. Ya, banyak orang juga melewati bagian ini dan langsung melompat ke bab pertama. Ingat, daftar isi memberi gambaran struktur pembahasan dalam buku. Ini akan membantu Anda menguasai bahan bacaan dalam konteks yang besar dan lengkap. Selain itu, tidak setiap bab penting untuk dibaca. Ada bab-bab yang bisa jadi sudah Anda pahami dari buku-buku yang pernah dibaca sebelumnya sehingga bisa dilewatkan atau dibaca sekilas saja. Energi yang lebih besar nantinya dapat difokuskan pada informasi baru yang memang perlu Anda kuasai dari bahan bacaan tersebut.
• Baca judul bab, sub judul dan heading. Amati diagram, gambar dan keterangan tambahan. Secara cepat baca setiap halaman hanya 1-2 detik saja. Baca judul bab, sub judul, heading serta amati secara singkat gambar atau diagram yang menjadi penjelas bab tersebut. Dapatkan ide pokok hanya dari judul tadi. Ingat, Anda juga telah menguasai struktur penulisan ketika mempelajari daftar isi sebelumnya.



KEMAHIRAN MENULIS 


  Peringkat Perkembangan Menulis


Tulisan dan bacaan mempunyai hubungan yang rapat dan saling melengkapi.  Seseorang akan membaca hasil tulisan seseorang dan hasil tulisan seseorang pula adalah untuk dibaca oleh orang lain.  Begitu juga apabila seseorang menulis, dia juga sedang membaca apa yang ditulisnya.  Tulisan adalah lambang-lambang bunyi yang diwakili oleh perkataan-perkataan yang ditulis.  Apabila lambang-lambang yang ditulis itu dibaca atau dibunyikan semula, maka barulah wujudnya bahasa melalui tulisan itu. Melalui tulisan manusia melahirkan perasaan, fikiran, dan juga kemahuan mereka.  Melalui tulisan juga manusia dapat menikmati keindahan bahasa melalui penulisan yang indah dan penulisan yang banyak memberi maklumat.





Jenis Kemahiran Menulis

Secara umumnya terdapat dua jenis kemahiran menulis yang diberi penekanan dalam pengajaran dan pembelajaran di sekolah.  Pertamanya adalah kemahiran menulis secara mekanis dan keduanya kemahiran menulis mentalis.

Kemahiran menulis secara mekanis menekankan kepada aspek tulisan yang betul, kemas, cantik, dan mudah dibaca.   Kemahiran ini melibatkan koordinasi otot-otot tangan dan jari dengan aspek visual dalam  menulis perkataan-perkataan.  Kemahiran menulis secara mekanis diberi tumpuan pada peringkat awal persekolahan kanak-kanak iaitu di peringkat pra sekolah dan tahap satu sekolah rendah (Tahun 1 hingga tahun 3).  Kanak-kanak berkeperluan khas  bermasalah pembelajaran (PKBP) menunjukkan penguasaan kemahiran menulis secara mekanis yang sangat lemah.  Mereka didapati sukar menulis  huruf –huruf dengan betul dan juga cara menulis huruf  yang salah. 

Kemahiran menulis secara mentalis adalah kemahiran menulis untuk pelahiran idea, perasaan, memberi maklumat, bercerita,  dan sebagainya.  Kemahiran ini melibatkan proses kognitif dan perlu dipupuk melalui latihan-latihan yang berterusan sehingga kemahiran tersebut dikuasai dengan mantap.  Kemahiran menulis secara mentalis ini hanya diperkenalkan  oleh guru kepada murid-muridnya setelah mereka menguasai kemahiran menulis secara mekanis.  Dalam pengajaran dan pembelajaran di sekolah terutamanya dalam mata pelajaran Bahasa Melayu dan Bahasa Inggeris,  penulisan secara mentalis diajar melalui aktiviti penulisan berkenaan dengan sesuatu aspek seperti  menyatakan kehendak, menyatakan perasaan, menyatakan pendapat, bercerita, memberi maklumat seperti menulis berita, dan menulis puisi.



Peringkat Perkembangan Pengajaran Menulis

Kemahiran menulis perlu dikuasai oleh  kanak-kanak secara berperingkat-peringkat mengikut kesediaan  dan keupayaan mereka.  Sebelum mereka mula diajar menulis, ibu bapa dan guru perlu memastikan yang mereka sudah mempunyai kesediaan menulis.  Kanak-kanak perlu bersedia dari segi kemahiran motor halus iaitu kemahiran mengawal otot-otot jari dan juga pergerakan jari.  Oleh itu kanak-kanak perlu didedahkan dengan pengalaman-pengalaman menggunakan  jari seperti  menggenggam, meramas, melorek, mencubit, menggentel, memegang, dan sebagainya.  Kesemua kemahiran ini diajar secara tidak langsung menggunakan berbagai alat dan permainan.   Kanak-kanak juga perlu bersedia dari segi keupayaan pengamatan visual melalui latihan

 dan permainan tertentu.  Selain itu kanak-kanak juga perlu menguasai kemahiran tatabahasa asas seperti boleh menggunakan pelbagai jenis pola dan struktur ayat mudah.


Pengajaran kemahiran menulis di sekolah rendah dapatlah dibahagikan kepada tiga peringkat (Kamarudin Hj. Husin, 1988):



i.              peringkat pra menulis



ii.            peringkat mendirikan  asas (peringkat mekanis)



iii.           peringkat untuk pelahiran (mentalis)





Peringkat Pra menulis

Kanak-kanak sudah boleh diajar kemahiran pra menulis sekiranya ia sudah mempunyai kesediaan menulis seperti pergerakan otot-otot tangan dan jari jemari serta sudah dapat membuat pengamatan visual iaitu sudah boleh membezakan dan mengecam benda-benda.  Pada peringkat ini  otot-otot tangan dan jari dilatih supaya lebih kemas dan teratur pergerakannya dan juga dapat memegang pensel dengan betul dan kemas.  Selain itu latihan-latihan koordinasi mata dan tangan dilakukan dengan banyak supaya kanak-kanak dapat meniru bentuk-bentuk  yang dilihat. Pada peringkat pra menulis, aktiviti-aktiviti yang dilakukan adalah untuk melatih pergerakan tangan, koordinasi mata dan tangan, latihan-latihan pergerakan mata melalui lakaran-lakaran terkawal dan lakaran bebas yang dilakukan oleh kanak-kanak.  Menurut Hughes, Mercer, Lenz, dan Hoffmann (1991) kanak-kanak sepatutnya sudah boleh melakukan perkara-perkara berikut sebelum mereka diajar menulis.



i.              Melakukan pergerakan tangan atas ke bawah, kiri ke kanan, dan depan ke belakang.

ii.            Menekap atau menyurih bentuk-bentuk geometri dan garisan putus.

iii.           Menyambungkan titik-titik di atas kertas.

iv.           Melukis garis lintang dari kiri ke kanan, melukis garis tegak dari atas ke bawah, dan bawah ke atas.

v.            Melukis bulatan arah lawan jam, garis melengkung, dan bulatan arah jarum jam.

vi.           Melukis garis condong.

vii.          Menyalin corak mudah dan bentuk-bentuk, dan

viii.        Mengenal huruf-huruf dan dapat membezakan keserupaan dan perbezaan  bentuk huruf-huruf tersebut.



KEMAHIRAN SENI BAHASA

 Sesuatu yang berseni lazimnya merupakan sesuatu yang indah. Yang dapat menghasilkannya, hanyalah orang yang berjiwa seni dan ada kemahirannya. Seni itu pula ada bermacam-macam, termasuklah seni berbahasa.
Seseorang yang ada seni dalam berbahasa akan dapat menghasilkan bahasa yang berseni, baik dalam tulisan mahupun ucapan. Dalam berbahasa, selain perlu menggunakan bahasa yang betul, kita juga boleh menggunakan bahasa yang berseni dalam karya tertentu, seperti karya sastera. Puisi, simpulan bahasa dan pantun merupakan antara karya sastera yang sangat menekankan unsur seni atau keindahan bahasanya. Melalui karya tersebut, penulis dapat menyampaikan sesuatu secara halus dan bijaksana. Misalnya, amanat, teguran dan jenaka dapat disampaikan secara halus tanpa menyakitkan hati yang membaca atau mendengarnya. Hal ini memperlihatkan betapa masyarakat Melayu begitu mementingkan kesusilaan dalam berbahasa yang menjamin keharmonian hidup bermasyarakat.
Selain itu, bahasa yang berseni juga boleh digunakan dalam situasi tertentu, seperti ucapan dan pengacaraan majlis. Misalnya, menyelitkan pantun dan simpulan bahasa yang ada mesejnya berkaitan dengan sesuatu yang ingin disampaikan. Keupayaan mengungkapkan buah fikiran menggunakan gaya bahasa yang halus dan indah dapat menyampaikan maksud dengan cara yang lebih berkesan dan sopan. Bagi karyawan seni pula, bahasa yang berseni ini biasanya digunakan dalam lirik lagu.
Walau bagaimanapun, kini dalam dunia politik, ada pihak tertentu yang kurang memberikan tumpuan terhadap hal ini. Kata dan ungkapan yang bersifat kasar dilontarkan sesuka hati dan boleh menyinggung perasaan golongan tertentu. Hal ini sepatutnya tidak dilakukan oleh masyarakat yang berbudi bahasa dan mengamalkan nilai murni, seperti yang ditekankan oleh pihak kerajaan melalui “Kempen Budi Bahasa dan Nilai-nilai Murni”.
























MINGGU 6 : MEMBINA DAN MENGAPLIKASIKAN STRUKTUR DAN PERPAUTAN DALAM PENYUSUNAN BAHAN PENGAJARAN DAN PEMBELAJARAN BAHASA MELAYU












MINGGU 5 : MEMBINA DAN MENGGUNAKAN TAPAK, LAMAN WEB PEMBELAJARAN DAN PAKEJ TUTORIAL PEMBELAJARAN DALAM PENGAJARAN DAN PEMBELAJARAN BAHASA MELAYU












MINGGU 4 : PEMILIHAN BAHAN INTERNET UNTUK PENGAJARAN DAN PEMBELAJARAN BAHASA MELAYU








MINGGU 3 : APLIKASI GARIS PANDUAN DAN ETIKA PENGGUNAAN INTERNET

Aktiviti
a) Memuat turun garis panduan dan etika penggunaan internet
b) Memindahkan garis panduan dan etika penggunaan internet dalam bentuk
brosur dan PowerPoint
Panduan :
1. Pensyarah akan menjelaskan etika penggunaan internet kepada anda.
2. Pensyarah meminta anda memuat turun bahan asal daripada laman web yang
disediakan di atas.
3. Setelah memuat turun bahan yang berkenaan, anda diminta menjadikan
bahan yang berkenaan kepada bentuk persembahan Power Point dengan
menggunakan konsep tapak.
4. Anda juga diminta menukarkan bahan etika penggunaan internet kepada
bentuk brosur dengan menggunakan templat yang diambil daripada Microsoft
Publisher.
5. Setelah siap, sila simpan bahan yang berkenaan di dalam folder tajuk 3.
6. Sila lihat contoh yang telah disediakan.
7. Sila hayati etika penggunaan internet kerana etika ini perlu dipatuhi.
8. Sebarang penyalahgunaan bahan internet dan perkakasan TMK, ialah
tanggungjawab anda sendiri.

Saturday 8 February 2014

MINGGU 2 : MENGGUNAKAN INTERNET, ENJIN PENCARI BAHAN DALAM PENGAJARAN DAN PEMBELAJARAN BAHASA MELAYU


2.1 Mengumpul dan Menkategorikan Bahan Audio, Video, GrafikdanTeks
Proses pengumpulan bahan boleh dilakukan dengan menggunakan pelbagai enjin pencari. Selain laman sesawang seperti Google dan Yahoo, sama ada sedar atau tidak kita sering kali menggunakan enjin pencari maklumat yang telah pun sediaada di dalam komputer. Enjin pencarian itu dikenali sebagai ‘internet’.

2.2 Bentuk Enjin Pencari Bahan
Bentuk enjin pencari bahan boleh dilihat
(i) Paparan Internet

 (iii) Halaman “Micrososft Office Word’



2.3 Mengumpul bahan daripada internet kedalam ‘folder’ berdasarkan kemahiran bahasa.


Proses mengumpul bahan yang diperoleh daripada internet akan disimpan dalam folder bahagian-bahagian tertentu mengikut kemahiran bahasa dalam Bahasa Melayu.


LangkahPengumpulanBahan



MINGGU 1: PENGGUNAAN ENJIN PENCARI BAHAN BAHASA MELAYU

Apa itu Enjin Carian?

Enjin carian ialah sebuah pangkalan data yang menyimpan pautan-pautan laman web dan kata kunci atau frasa. Apabila anda menaip kata kunci ‘Malaysia’ pada Google atau Yahoo! misalnya, enjin carian akan mencari kata kunci yang dimasukkan dengan kata kunci yang terdapat di dalam indeks pangkalan data. Apabila kata kunci ‘Malaysia’ dijumpai, maka laman web yang berkaitan dengan ‘Malaysia’ akan dipaparkan kepada anda.
Walau bagaimanapun, tidak semua enjin carian adalah sama. Sesetengah enjin carian akan mengindeks nama tajuk halaman sahaja, sesetengah enjin carian pula hanya akan mengindeks kandungan sahaja.
Umumnya, servis carian internet boleh dikategorikan kepada dua: direktori dan enjin pencari. Ramai yang keliru dengan kedua-dua terma ini, sehingga ada yang merujuk Yahoo! sebagai sebuah enjin pencari. Sebenarnya Yahoo! ialah sebuah direktori, bukan enjin pencari.
Kekeliruan ini berlaku mungkin disebabkan penggunaan butang ‘search’ yang disediakan kepada pengguna. Ini boleh disalah ertikan oleh pengguna yang akan mengganggap servis yang digunakan adalah sebuah enjin pencari.
Apa yang membezakan antara enjin pencari dengan direktori ialah, pangkalan data bagi direktori mengandungi senarai alamat web yang dimasukkan oleh manusia manakala pangkalan data bagi enjin pencari pula dikompil melalui perisian robot yang dipanggil ‘spiders’. Spiders digunakan untuk mengumpul maklumat yang terdapat di dalam sesebuah laman web.



Bagaimana Enjin Pencari Berfungsi?

Apabila program spider masuk ke dalam sesebuah laman web, ia akan melakukan satu proses yang dipanggil sebagai crawling atau spidering. Dalam proses ini spider akan mengumpul semua perkataan dan frasa yang terdapat di dalam laman web tersebut dimana perkataan-perkataan ini akan diindekskan ke dalam pangkalan data. Kaedah ini juga dikenali sebagai indexing.
Apabila seseorang masuk ke dalam servis enjin carian dan memasukkan kata kunci tertentu, enjin pencari akan memadankan soalan carian pengguna dengan perkataan yang terdapat di dalam pangkalan data. Apabila pasangan yang sama atau hampir sama dijumpai, keputusan akan dipaparkan kepada pengguna.



Contoh-contoh enjin carian

1) Google.com
2) MSN.com
3) Altavista.com
4) MetaCrawler.com


Apakah kegunaan enjin carian dalam internet dalam proses pengajaran
dan pembelajaran Bahasa Melayu.

Jawapan :
1. Guru dapat menyediakan pelbagai program pendidikan secara terus melalui internet.
2. Menawarkan kepelbagaian bentuk penyampaian seorang guru.
3. Dapat mencari pelbagai maklumat dari serata dunia.
4. Memberikan motivasi dan membolehkan pelbagai gaya pembelajaran berlaku.
5. Mempelbagaikan bahan pengajaran sewaktu di dalam kelas.
6. Membolehkan pelajar mengembangkan pengalaman dan kebolehan mereka dengan menerokai pembelajaran kendiri.
7. Membolehkan pelajar memperoleh dan mencapai maklumat dengan mudah mengikut tahap dan kebolehan mereka.
8. Dapat membantu meningkatkan keberkesanan pengajaran guru dan menarik minat pelajar untuk belajar dengan baik dan berkesan.
9. Guru dapat menyediakan pelbagai program pendidikan secara terus melalui internet.
10. Menawarkan kepelbagaian bentuk penyampaian seorang guru.
11. Dapat mencari pelbagai maklumat dari serata dunia.
12. Memberikan motivasi dan membolehkan pelbagai gaya pembelajaran berlaku.
13. Mempelbagaikan bahan pengajaran sewaktu di dalam kelas.
14. Membolehkan pelajar mengembangkan pengalaman dan kebolehan mereka dengan menerokai pembelajaran kendiri.
15. Membolehkan pelajar memperoleh dan mencapai maklumat dengan mudah mengikut tahap dan kebolehan mereka.
16. Dapat membantu meningkatkan keberkesanan pengajaran guru dan menarik minat pelajar untuk belajar dengan baik dan berkesan.